Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
Oleh: Ridwan Monoarfa
Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo
BICARAA.COM– Hari Pahlawan 10 November 2025 bukan sekadar seremoni mengenang jasa para pejuang kemerdekaan.
Ia adalah ajakan moral untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan di tengah arus perubahan zaman yang semakin cepat dan kompleks.
Kepahlawanan masa kini tak lagi diukur dari keberanian mengangkat senjata, melainkan dari ketulusan bekerja, kejujuran bertindak, serta kepedulian terhadap sesama.
Semangat ini sejatinya merupakan warisan nilai dari para tokoh bangsa seperti Soekarno, Hatta, Tan Malaka, hingga Kartini dan lainnya.
Mereka mengajarkan perjuangan adalah proses panjang untuk mewujudkan kemerdekaan sejati, kemerdekaan berpikir, berpendapat, dan berkehidupan yang bermartabat.
Kini, di tengah tantangan global mulai dari krisis ekonomi, polarisasi sosial, hingga disrupsi digital, bangsa ini membutuhkan sosok-sosok pahlawan baru yang berani menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.
Cinta tanah air diwujudkan bukan dengan senjata, melainkan dengan kerja keras dan integritas dalam profesi masing-masing.
Guru yang mengajar di pelosok dengan segala keterbatasan, petani yang tetap menanam meski harga hasil panen tak menentu, perawat yang siaga di rumah sakit kecil.
Hingga jurnalis yang menulis dengan nurani semuanya adalah wujud nyata dari kepahlawanan era modern.
Semangat juang para pahlawan masa lalu mengajarkan menyerah bukan pilihan.
Mereka yang gugur di Surabaya, di Ambarawa, Morotai hingga di Gorontalo tidak hanya meninggalkan kisah heroik.
Tetapi juga warisan nilai bahwa kemerdekaan tidak boleh disia-siakan.
Di era digital yang serba instan, nilai “pantang menyerah” justru menjadi kunci menghadapi krisis baru: kemiskinan struktural, ketimpangan akses pendidikan, dan rendahnya literasi digital.
Persatuan dan solidaritas pun kembali diuji. Di tengah masyarakat yang mudah terbelah oleh sentimen politik dan media sosial, semangat kebersamaan harus terus dijaga.
Pahlawan masa kini adalah mereka yang menebar empati, menjaga ruang dialog tetap hidup, dan menolak perpecahan atas nama kepentingan sesaat.
Hari Pahlawan tahun ini memberi pesan yang jelas: setiap warga negara memiliki peluang menjadi pahlawan di bidangnya.
Tidak harus terkenal, tidak harus berperang. Cukup berani jujur, peduli terhadap sekitar, dan bekerja dengan hati.
Dari kejujuran dan kepedulian sosial itulah Indonesia dapat terus berdiri kokoh sebagai bangsa yang adil, berdaulat, dan bermartabat. (*)












