International

Perhiasan Warisan Napoleon Senilai Rp1,6 Triliun Raib dari Museum Louvre

×

Perhiasan Warisan Napoleon Senilai Rp1,6 Triliun Raib dari Museum Louvre

Sebarkan artikel ini
Mahkota Permaisuri Eugenie di Museum Louvre (Photo by STEPHANE DE SAKUTIN / AFP) (Foto: AFP/STEPHANE DE SAKUTIN)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


BICARAA.COM – Perampokan besar terjadi di Museum Louvre, Paris, dan mengguncang dunia seni serta sejarah Prancis.

Dalam insiden siang hari, Selasa itu, (21/10/2025), koleksi perhiasan bersejarah peninggalan era Napoleon raib. Nilainya diperkirakan mencapai 88 juta euro atau sekitar Rp1,68 triliun.

Jaksa Prancis Laure Beccuau menyebut kerugian tersebut luar biasa, tetapi yang paling menyedihkan adalah hilangnya warisan budaya bangsa.

“Lebih dari nilai uangnya, ini adalah kehilangan bagi sejarah dan kebanggaan Prancis,” ujarnya kepada RTL Radio, dikutip dari BBC.

Perhiasan yang dicuri mencakup koleksi mahkota dan perhiasan kerajaan, termasuk kalung berlian dan zamrud pemberian Kaisar Napoleon kepada istrinya.

Ditambah mutiara yang pernah dikenakan Permaisuri Eugenie istri Napoleon III. Juga terdapat koleksi milik Ratu Marie Amelie yang kini lenyap tanpa jejak.

Aksi perampokan terjadi hanya beberapa menit setelah museum dibuka pada Minggu pagi.

Empat pelaku bertopeng menggunakan truk dengan alat pengangkat mekanis untuk masuk melalui balkon menuju Galerie d’Apollon, tempat koleksi bersejarah itu dipamerkan.

Dua pelaku memotong kaca jendela dengan gergaji listrik bertenaga baterai dan berhasil masuk dalam waktu singkat.

Mereka mengancam petugas keamanan sebelum pengunjung segera dievakuasi.

Dalam pelarian, para pencuri meninggalkan satu mahkota rusak milik Permaisuri Eugenie di rute pelarian, diduga karena panik.

Upaya mereka membakar kendaraan pelarian gagal setelah dicegah staf museum.

Para pelaku lalu kabur menggunakan skuter dan hingga dua hari setelah kejadian, belum ada satu pun yang tertangkap.

Para ahli khawatir perhiasan bernilai sejarah itu sudah hilang selamanya.

“Kami berharap dengan mengumumkan nilainya, para pelaku berpikir dua kali untuk menghancurkannya,” kata Beccuau.

Ia menegaskan, jika logam dan permata itu dilebur, nilainya akan turun jauh dari harga aslinya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut insiden itu sebagai “serangan terhadap warisan budaya bangsa”.

Pemerintah langsung memperketat pengamanan di seluruh lembaga budaya setelah diketahui sepertiga ruangan di Louvre tidak memiliki kamera pengawas, sementara sistem alarm tidak aktif saat kejadian.

Menteri Kehakiman Gérald Darmanin menyebut peristiwa itu sebagai kegagalan total sistem keamanan nasional.

“Fakta bahwa truk bisa masuk sampai pintu museum memperlihatkan kelemahan besar dalam pengawasan,” tegasnya.

Polisi menduga pelaku merupakan kelompok profesional dengan operasi yang cepat dan terencana.

Para pakar seni menilai waktu untuk menemukan kembali perhiasan itu sangat sempit, hanya satu hingga dua hari sebelum kemungkinan besar lenyap dari Prancis. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image