Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
POHUWATO, BICARAA.COM – Universitas Pohuwato menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan Evaluasi Gerakan Tanam Cabe dan Edukasi Konsumsi B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) berbasis sumber daya lokal tahun 2025.
Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo dengan melibatkan civitas akademika Fakultas Pertanian.
Kegiatan tersebut bukan hanya sebatas evaluasi, namun juga menjadi ajang sosialisasi penting terkait pemanfaatan pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan daerah.
Ismail Abd Bau, Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, menegaskan pola konsumsi masyarakat masih perlu diarahkan agar lebih sehat dan seimbang.
“Kami ingin mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal konsep B2SA. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman akan memperkuat ketahanan pangan keluarga dan daerah. Selain itu, gerakan tanam cabai yang telah digalakkan perlu dievaluasi agar hasilnya lebih maksimal,” ujar Ismail dalam paparannya, Kamis (25/9/2025).
Menurut Ismail, tantangan saat ini bukan hanya produksi, tetapi juga kebiasaan konsumsi masyarakat yang cenderung masih bergantung pada beras.
Padahal, sumber daya lokal yang tersedia sangat beragam, mulai dari jagung, umbi-umbian, hingga sayuran yang kaya gizi.
“Dengan edukasi B2SA, kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan pangan lokal sebagai bagian dari pola makan sehari-hari,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pohuwato, Muh Arsyad STP.M.S.i, menyambut baik kegiatan tersebut.
Ia menilai kampus memiliki peran strategis dalam mengedukasi mahasiswa sekaligus masyarakat sekitar terkait ketahanan pangan.
“Mahasiswa pertanian harus menjadi pionir dalam gerakan ini. Sosialisasi B2SA di kampus bukan hanya memperluas wawasan, tapi juga membekali mahasiswa dengan pemahaman praktis bagaimana menjaga ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal. Fakultas Pertanian siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mendukung program ini,” tegas Arsyad.
Kegiatan ini juga diisi dengan presentasi dan diskusi interaktif bersama mahasiswa, dosen, serta tim dari Dinas Ketahanan Pangan.
Berbagai capaian dari gerakan tanam cabai dievaluasi, termasuk kendala di lapangan seperti ketersediaan bibit, perawatan tanaman, hingga pemasaran hasil panen. (*)