Gorontalo

Pemuda Gorontalo Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja

×

Pemuda Gorontalo Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja

Sebarkan artikel ini
Sambungan Telepon Tersembunyi oleh Agus Hilimi kepada Keluarganya untuk Meminta Bantuan Kepada Pemerintah Gorontalo, Gambar: (Tangkapan Layar).

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARAA.COM– Seorang pemuda asal Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, bernama Agus Hilimi, dilaporkan menjadi korban sindikat perdagangan manusia setelah dijanjikan pekerjaan bergaji besar di luar negeri.

Awalnya, Agus menerima tawaran dari seorang kenalan yang menjanjikan pekerjaan di Thailand dengan gaji hingga Rp9 juta per bulan. Ia berangkat dari Gorontalo pada awal Agustus lalu.

Namun, rencana perjalanan berubah ketika sampai di Jakarta. Alih-alih ke Thailand, ia diarahkan menggunakan paspor wisata dan kemudian dibawa ke Kamboja.

Di negara tersebut, Agus dipaksa bekerja di sebuah perusahaan ilegal yang bergerak dalam aktivitas penipuan daring. Ia diminta merekrut korban baru untuk sindikat. Bila gagal memenuhi target, ia dikenai denda harian yang cukup besar.

“Saya disuruh menjalankan pekerjaan yang bukan bidang saya. Mereka minta saya ikut dalam kegiatan yang jelas-jelas merugikan orang lain. Saya menolak karena tidak ingin terlibat dalam penipuan,” ungkap Agus dalam panggilan daring yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Agus menegaskan, upah yang dijanjikan sejak awal sama sekali tidak pernah diberikan. Bahkan, jika ia ingin kembali ke tanah air, perusahaan ilegal itu menuntut tebusan hingga Rp50 juta.

“Kalau uang tebusan itu tidak dipenuhi, siapapun dari Gorontalo tidak akan bisa memulangkan saya,” ujarnya.

Ia mengaku posisi dirinya benar-benar terikat dengan aturan sepihak dari perusahaan ilegal tersebut. Menurutnya, tidak ada jalan keluar selain membayar uang yang diminta, sehingga ia merasa dalam kondisi terjebak tanpa pilihan.

Lebih jauh, Agus menyampaikan harapannya agar pemerintah bisa segera turun tangan.

“Saya sangat ingin pulang. Harapan saya hanya satu, pemerintah bisa membantu supaya saya bisa kembali berkumpul dengan keluarga di Gorontalo,” kata Agus.

Ia menegaskan bahwa keluarganya tidak mungkin sanggup membayar jumlah tebusan yang begitu besar. Karena itu, satu-satunya jalan untuk menyelamatkannya adalah melalui campur tangan pemerintah.

Sementara itu, pihak keluarga di Gorontalo merasa cemas dengan kondisi Agus. Ibunya, Hadija B. Tuli, mengatakan hanya bisa menahan sedih ketika menerima kabar lewat panggilan telepon dari anaknya.

“Dia menelepon dan bilang keadaannya sulit. Kami tidak tahu harus berbuat apa selain berharap ada bantuan pemerintah Gorontalo,” tutur Hadija.

Keluarga Agus sudah melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian di Gorontalo. Mereka mendesak agar pemerintah daerah maupun pusat segera mengambil langkah diplomasi untuk menyelamatkan Agus. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image
Image