Gorontalo

Empat Jenis Penyu di Gorontalo Terancam Akibat Sampah Laut

×

Empat Jenis Penyu di Gorontalo Terancam Akibat Sampah Laut

Sebarkan artikel ini
Anakan Penyu (Tukik) yang Terancam Punah di Perairan Gorontalo, Gambar (Propauna.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARAA.COM- Keberlangsungan hidup penyu di Gorontalo kini menghadapi ancaman serius. Bukan hanya dari praktik perburuan yang masih sesekali terjadi, tetapi juga dari pencemaran laut, perubahan iklim, hingga meningkatnya aktivitas manusia di kawasan pesisir.

Jika tidak ada upaya nyata, populasi penyu dikhawatirkan semakin menurun drastis dalam beberapa dekade mendatang.

Hal ini diungkapkan Fransisco Guru Singa Tambunan,  Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Seksi Konservasi Wilayah II Gorontalo.

Ia menegaskan, penyu hijau merupakan salah satu spesies paling rentan terhadap kepunahan. Meski perburuan sudah menurun dibandingkan beberapa tahun lalu, ancaman lain justru kian kompleks.

“Di Gorontalo pernah ditemukan sekitar 75 sampai 85 butir telur penyu. Telur itu kami relokasi ke lokasi penetasan agar terhindar dari predator, seperti biawak, burung, maupun manusia. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 50 yang berhasil menetas,” ungkap Fransisco saat menjadi narasumber dalam diskusi Mapala Belantara FIP UNG di Oluhuta Paradise, Bone Bolango, Sabtu (16/8/2025).

Ia menuturkan, persoalan sampah laut menjadi ancaman nyata yang sulit dihindari. Sampah plastik maupun limbah rumah tangga yang terbawa arus sungai hingga ke laut membuat ekosistem pesisir terganggu.

Akibatnya, penyu enggan kembali ke lokasi bertelur.Situasi ini diperparah dengan perubahan iklim yang memengaruhi suhu pasir di pantai.

“Jenis kelamin tukik dipengaruhi suhu. Kalau terlalu panas bisa membuat tukik berjenis kelamin betina lebih dominan. Ketidakseimbangan ini berbahaya untuk populasi dalam jangka panjang,” jelasnya.

Selain itu, pembangunan di pesisir juga memberi tekanan baru. Banyak kawasan pantai yang menjadi habitat bertelur penyu beralih fungsi menjadi pemukiman atau destinasi wisata.

Lampu-lampu terang di sepanjang pesisir bisa mengacaukan insting penyu yang seharusnya kembali ke pantai gelap untuk bertelur.

Data BKSDA menunjukkan ada empat jenis penyu yang masih bertahan di perairan Gorontalo. Keempatnya adalah penyu sisik, penyu tempayan, penyu belimbing, dan penyu hijau.

Semua jenis tersebut masuk kategori dilindungi dan punya peran penting menjaga keseimbangan ekosistem laut, mulai dari rantai makanan hingga kesehatan terumbu karang.

Fransisco menegaskan, konservasi penyu tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Peran masyarakat sangat menentukan, terutama dalam mengurangi sampah plastik sekali pakai, menjaga kebersihan laut, serta melindungi pesisir dari aktivitas merusak.

“Kalau habitatnya sudah tercemar, penyu akan meninggalkan tempat itu. Situasi ini berbahaya bagi masa depan populasi mereka,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan, penyu merupakan indikator kesehatan laut. Jika populasi penyu terus menurun, maka itu menjadi tanda ekosistem laut Gorontalo sedang tidak baik-baik saja.

“Penyu adalah indikator kesehatan laut. Jika mereka punah, maka itu pertanda ekosistem laut kita sedang terganggu,” tutupnya. (*)


 

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image
Image