Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARA.COM– Kerusakan lintasan lari di GOR Merdeka Kota Gorontalo kembali menuai keluhan warga.
Permukaan yang mengelupas dan bergelombang membuat pengalaman olahraga menjadi tidak nyaman, bahkan berisiko cedera.
Warga pun mempertanyakan manfaat dari tarif masuk Rp5.000 dan parkir Rp3.000 yang telah diberlakukan sejak 2020.
Akbar Lasampe (33), warga Kelurahan Limba B, Kota Gorontalo yang rutin jogging setiap sore, mengungkapkan rasa kecewanya.
“Sudah dua minggu saya mulai kurangi olahraga di sini. Tapaknya tidak rata dan bikin kaki sakit. Masa kami bayar, tapi hasilnya seperti ini terus?” ujarnya usai berlari kepada bicaraa.com, Sabtu Pagi (19/7/2025).
Ia juga mempertanyakan transparansi penggunaan dana retribusi yang dikumpulkan dari ribuan warga yang beraktivitas setiap pekan di kawasan tersebut.
“Bayar masuk, bayar parkir, tapi lintasan tambah rusak. Komunitas kami sudah mulai diskusi untuk pindah latihan ke tempat lain,” tambahnya.
Menurut Akbar, GOR Merdeka harusnya jadi simbol pelayanan publik yang layak. Dengan tarif yang sudah berjalan lima tahun, semestinya warga sudah menikmati perbaikan fasilitas, bukan sekadar janji.
“Saya pribadi tidak masalah dengan tarif, asal jelas pengelolaannya dan terasa manfaatnya. Kalau enggak, ya wajar dong kalau orang merasa tertipu,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Dinas Pariwisata dan Olahraga Kota Gorontalo, Mursidah, mengatakan kerusakan terjadi akibat tingginya penggunaan fasilitas.
Ia menyebut, lintasan memang aktif digunakan warga setiap pagi dan sore hari, dan itu mempengaruhi daya tahan material.
“Sudah pasti rusak karena banyak kaki yang melintas setiap hari,” ujarnya.
Saat ini, Pemkot telah merencanakan perbaikan, namun baru 120 meter lintasan yang menjadi prioritas untuk tahun 2025.
“Anggarannya masih dalam pembahasan. Kami masih tunggu hasil rapat,” jelasnya.
Soal retribusi dari tahun 2020, Mursidah menyatakan dana tersebut masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penggunaannya tidak langsung dikembalikan ke pengelolaan GOR.
“Penggunaan PAD diatur oleh mekanisme keuangan daerah. Tidak serta-merta digunakan langsung untuk fasilitas yang bersangkutan,” katanya.
Namun ia menegaskan, Dinas tetap memperjuangkan agar GOR Merdeka mendapatkan porsi anggaran lebih dalam APBD perubahan.
“Kami terus mendorong agar perbaikan bisa terealisasi tahun ini, setidaknya bertahap,” ujar Mursidah.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga fasilitas yang ada, dan tidak segan memberikan masukan.
“Kami membuka ruang komunikasi. Masyarakat bisa sampaikan kritik, saran, dan kebutuhan secara langsung. Kami ingin GOR Merdeka tetap jadi ruang olahraga yang aman, nyaman, dan bisa dinikmati semua kalangan,” tutupnya. (*)