GorontaloPilihan Redaksi

Angka Kematian Laka di Gorontalo Mencengangkan: Tiap 3 Hari Satu Warga Gorontalo Tewas

×

Angka Kematian Laka di Gorontalo Mencengangkan: Tiap 3 Hari Satu Warga Gorontalo Tewas

Sebarkan artikel ini
Kepala Jasa Raharja Gorontalo, Eko Prasetyo Saat Wawancara Usai Pelaksanaan Operasi Patuh Otanaha 2025, Foto : (Rizal Koli/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARA.COM – Jasa Raharja Gorontalo saat ini terus berkomitmen untuk bersinergi dengan pihak kepolisian dan pemerintah daerah dalam meningkatkan edukasi terkait keselamatan berlalu lintas.

Ditemui usai pelaksanaan Operasi Patuh Otanaha 2025 yang digelar oleh tim gabungan, sekaligus proses sidang di tempat bagi pelanggar lalu lintas, Kepala Jasa Raharja Gorontalo Eko Prasetyo mengungkapkan, tercatat selama periode Januari hingga Juni 2025, Jasa Raharja telah menyalurkan santunan kecelakaan lalu lintas senilai Rp 5,1 Miliar.

Pembayaran santunan tersebut seiring dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas , dimana santunan diberikan kepada 47 korban meninggal dunia, serta 180 korban luka – luka.

Selain itu berdasarkan data yang ada, tercatat setiap tiga hari sekali terjadi satu kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

“Ini menjadi perhatian kita bersama. Tidak boleh dibiarkan karena menyangkut nyawa manusia,” tegasnya.

Melalui kegiatan operasi ini juga pihaknya menekankan, mengenai peningkatan kepatuhan masyarakat, khususnya terkait  administrasi kendaraan, seperti pembayaran pajak dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

“Pembayaran SWDKLLJ kami upayakan bersamaan dengan pajak kendaraan. Ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan jaminan kecelakaan bagi masyarakat,” kata Eko.

Ia menjelaskan, setiap kecelakaan lalu lintas yang terlapor di kepolisian akan langsung terhubung dengan sistem Jasa Raharja.

Selanjutnya, pihaknya akan memproses santunan bagi korban, baik yang mengalami luka-luka maupun meninggal dunia.

“Untuk korban meninggal dunia, kami akan mengunjungi rumah ahli waris dan menyerahkan santunan sebesar Rp50 juta. Sementara korban luka-luka, biaya perawatan dijamin hingga maksimal Rp20 juta,” terang Eko.

Namun yang paling mengkhawatirkan, sekitar 37 hingga 40 persen korban kecelakaan berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Ini keprihatinan besar. Kami mendorong adanya edukasi keselamatan secara masif di sekolah dan kampus agar generasi muda kita tidak menjadi korban berikutnya,” ujarnya.

Dengan tingginya angka kecelakaan tersebut, Jasa Raharja berharap kegiatan seperti Operasi Patuh Otanaha tidak hanya menjadi upaya penegakan hukum, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kesadaran dan keselamatan berlalu lintas. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image