Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
JAKARTA, BICARAA. COM – Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Ridwan Monoarfa mendapat undangan khusus menghadiri peluncuran buku terbaru Prof. Connie Rahakundini Bakrie bertajuk “Dari Mimpi Peradaban Menuju Kelahiran Bangsa Berkesadaran”, Sabtu (14/6/2025).
Acara berlangsung khidmat dan penuh gagasan kebangsaan di tengah hadirnya sederet tokoh nasional lintas bidang.
Ridwan hadir sebagai wakil politisi dari Gorontalo sekaligus menyampaikan rasa bangganya atas kiprah Connie, sosok berdarah Gorontalo-Sunda yang kini menjadi pemikir strategis kenegaraan.
Dalam forum tersebut, buku Connie dibahas oleh tokoh-tokoh nasional seperti Jenderal (Purn) A.M. Hendropriyono, Puti Guntur Soekarno Putri, Faisal Akbar, Soraya Haque, dan Rocky Gerung.
Acara peluncuran juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Anies Baswedan, Jimly Asshiddiqie, Rieke Pitaloka, Panda Nababan, dan Rafly Harun.
Prof. Connie menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya budaya sebagai kekuatan jiwa bangsa dalam menjaga kesatuan dan daya tahan nasional.
“Dalam masa krisis, senjata mungkin melindungi daratan, tapi hanya budaya yang mampu menjaga jiwa,” ujar Connie dalam pidatonya.
Ia juga menekankan pentingnya generasi muda menciptakan masa depan, bukan hanya mewarisi masa lalu.
Ridwan Monoarfa, yang hadir dengan penuh rasa bangga, menyebut bahwa Gorontalo memiliki aset utama, manusia Gorontalo itu sendiri.
Ia menegaskan, Prof. Connie adalah salah satu contoh nyata dari “penguasa dan investor masa depan” yang dimaksud Dr. Basri Amin.
“Sebagai anak Gorontalo, saya bangga dan bahagia bisa menyaksikan peristiwa penting ini,” ucap Ridwan.
Buku karya Prof. Connie ini tidak hanya berisi pemikiran strategis kebangsaan, tetapi juga menjadi refleksi panjang perjalanan peradaban Indonesia dan pentingnya kesadaran kolektif untuk membangun bangsa.
Dalam bukunya menurut Ridwan, Connie menyoroti bagaimana krisis multidimensi yang dihadapi bangsa ini hanya bisa diatasi bila masyarakat memiliki kesadaran diri dan budaya yang kuat.
Ia menyentil keras pola pikir politik jangka pendek dan menekankan pentingnya kepemimpinan visioner berbasis nilai dan budaya.
Connie percaya bahwa masa depan bangsa sangat bergantung pada sejauh mana rakyatnya, terutama kaum muda, memiliki kesadaran atas jati diri dan arah peradaban bangsanya.
Bagi Ridwan Monoarfa, momentum ini bukan sekadar seremoni peluncuran buku. Lebih dari itu, ia melihatnya sebagai panggilan untuk mendorong anak-anak muda Gorontalo agar lebih percaya diri tampil di kancah nasional dan berani menjadi pembawa gagasan besar.
“Connie membuktikan bahwa darah Gorontalo bisa berbicara di tingkat tertinggi pemikiran bangsa. Ini menjadi cambuk bagi kita untuk lebih serius membina generasi muda di daerah,” kata Ridwan.
Ia juga berharap ke depan lahir lebih banyak tokoh intelektual dan pemikir nasional dari wilayah timur Indonesia, termasuk Gorontalo, yang berani menantang zaman dengan gagasan, bukan sekadar ambisi politik.
“Bangsa ini tidak akan berubah kalau pemudanya hanya menunggu dan tidak mencipta. Buku ini mengingatkan kita semua untuk bertindak,” tutup Ridwan Monoarfa. (*)