Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA.COM– Puluhan mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Jejaring Aktivis Perempuan dan Anak (JEJAK PUAN) menggelar aksi damai di depan Polda Gorontalo, Jumat (03/05/2025).
Mereka menuntut kejelasan penanganan kasus kekerasan seksual yang hingga kini belum tuntas.
Pantauan bicaraa.com Massa aksi mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka dan perlawanan.
Mereka juga membawa selebaran dan menyanyikan lagu ulang tahun sebagai bentuk sindiran atas lambannya penegakan hukum.
Mega Mokoginta, salah satu orator dari JEJAK PUAN menyampaikan, aksi yang dibuat merupakan bentuk kemarahan bersama atas minimnya keberpihakan institusi penegak hukum terhadap korban kekerasan seksual.
“Aksi ini adalah bentuk kemarahan kami. Kasus kekerasan seksual di Gorontalo belum ditangani secara bijaksana oleh kepolisian,” kata Mega.
Ia menambahkan, kekerasan seksual bukan hanya terjadi di ruang kerja, tetapi juga marak di lingkungan pendidikan. Ironisnya, sejumlah pelaku berasal dari kalangan terdidik dan berpengaruh.
Mega mengungkapkan, ada 11 korban yang diduga dilecehkan oleh seorang pejabat bergelar profesor. Namun, hingga kini kasus tersebut masih mandek di kepolisian.
“Ini yang kami protes. Kenapa aparat dan elite daerah melihat kekerasan seksual seolah hanya kasus biasa?” tegasnya.
Disamping itu, Mega berharap semua elemen masyarakat bersatu mendorong keadilan dan perlindungan hukum yang tegas.
Menurutnya, Gorontalo tidak boleh dikenal sebagai daerah yang abai terhadap keselamatan perempuan dan anak.
“Kami ingin Gorontalo jadi provinsi yang ramah bagi perempuan dan anak,” tutup Mega. (*)